Sunday, February 05, 2012

Masih mengenai Impian...

I S I T S T I L L P O S I B B L E

T O C R E A T E D R E A M S ?


Ada satu pepatah klasik yang sering diajarkan
pada kita sewaktu kecil yang mengatakan "Gantungkanlah
cita-citamu setinggi langit". Dalam perkembangannya,
berapa banyak dari kita yang merasa dirinya sebagai
orang dewasa yang masih `mempercayai' pepatah klasik
tersebut ? Atau lebih dalam lagi, berapakah di antara
kita yang mau `mempercayai'nya, melakukannya dan
berhasil mencapainya ? Ataukah kita hanya
menganggapnya sebagai hiburan bagi anak kecil belaka ?
Jika sebagian dari anda mungkin menganggap mempunyai
cita-cita atau impian hanya sebagai suatu khayalan
belaka, mengapa hampir semua buku motivasi dan buku-2
pengembangan diri justru terus menerus mengingatkan
kita akan pentingnya mempunyai impian yang harus
dicapai di dalam hidup ?


Faktanya, hampir sebagian besar orang saat ini
mendasarkan hidupnya pada realitas yang ada, dan hanya
sebagian kecil yang masih mempunyai impian dan
menganggap impian itu bisa diwujudkan dalam hidupnya.
Banyak hal yang membuat hal tersebut terjadi.


Yang pertama, karena dalam masa pertumbuhan
kita, terutama saat kita berada dalam usia pertumbuhan
mental hingga 7 tahun, kita banyak menerima hal-hal
yang berupa `doktrin' yang dimasukkan oleh orang tua,
guru, serta lingkungan. Ada hal-hal yang positif yang
dimasukkan, seperti budi pekerti, tata krama, dan
sopan santun. Namun seringkali masuk juga doktrin yang
`negatif' yang bisa menghambat pertumbuhan mental
kita, seperti "Kamu kan dilahirkan sebagai anak orang
miskin, jadi jangan berharap jadi orang kaya", "Kamu
kan wanita, jadi enggak usah sekolah tinggi-tinggi
nantinya, toh bakalan jadi ibu rumah tangga juga",
"Jangan jadi orang kaya, orang kaya itu jahat", dan
sebagainya. Doktrin semacam itu apabila diterima oleh
pikiran kita berulang kali, akan dianggap sebagai
suatu kebenaran. Dan akibatnya, dapat menurunkan
tingkat kreativitas kita dalam menginginkan sesuatu.
Dalam satu survey yang pernah diadakan di USA, ada
sekelompok anak kecil yang berusia 0 hingga 5 tahun
yang disurvey, dimana tingkat kreativitas mereka bisa
mencapai hingga 95 %. Pada saat mereka berusia 5
hingga 7 tahun, anak-2 yang sama tersebut disurvey
kembali, dan tingkat kreativitas mereka menurun hingga
sekitar 15 %.


Yang kedua, system pendidikan kita lebih
mengutamakan cara berpikir yang mengandalkan logika
daripada kreativitas. Seorang anak yang pandai
matematika dicap sebagai anak pandai, sedang anak yang
lebih suka menggambar tapi kurang suka matematika
dicap anak bodoh. Cara berpikir logika ini akhirnya
terus terbawa hingga kita dewasa, sehingga saat kita
menciptakan impian, tanpa sadar kita akan bertanya
dalam hati "Logis nggak kalo saya pengen jadi orang
kaya, dengan kondisi saya yang biasa-2 saja sekarang
ini" misalnya.


So, dengan keadaan pikiran kita yang banyak
dipengaruhi oleh doktrin-2 dari lingkungan tersebut,
masihkah kita bisa menciptakan impian yang membuat
hidup kita menjadi lebih baik ? BISA, dengan
menciptakan kondisi-2 tertentu sebagai berikut.


1. Apabila anda berpikir selalu berdasarkan
logika, buat suatu impian yang `masuk akal' menurut
logika anda. Menurut suatu penelitian, suatu impian
akan dianggap masuk akal oleh orang-orang yang selalu
berpikiran logis, apabila hanya meningkat sekitar 20%
hingga 30 %, atau maksimal meningkat `satu level'
dari kondisi anda saat ini. Misal, gaji anda saat ini
adalah satu juta rupiah. Punya impian untuk
meningkatkan pendapatan menjadi 1,2 juta hingga 1,3
juta tahun depan masih masuk akal. Anda saat ini naik
sepeda, ingin mempunyai sepeda motor dua tahun lagi
masih masuk akal. Anda naik motor saat ini, punya
impian membeli mobil bekas tiga tahun mendatang masih
masuk akal.

2. Bagi anda yang cara berpikirnya tidak
terbatasi oleh logika, dan lebih mengandalkan
kreativitas (otak kanan), boleh saja membuat impian
yang setinggi mungkin. Misal anda saat ini hanya
mempunyai sepeda, dan ingin memiliki mobil BMW, itu
impian yang normal-normal saja. Kadang-2 dalam seminar
saya, ada orang yang bertanya, "Kalau begitu, orang
yang berpikiran dengan logika impiannya dibatasi dan
`kalah level' donk dengan impian orang yang berpikiran
menggunakan kreativitas ? Sama-sama asalnya punya
sepeda, yang berpikir logika anda sarankan punya motor
dulu, yang berpikiran dengan kreativitas anda sarankan
boleh mempunyai BMW". Saya selalu bertanya balik
,"Kalau begitu, apakah menurut anda langsung mempunyai
impian punya BMW `masuk akal" dan logis ?" Tentu
tidak, menurut orang yang berpikiran logis. Karena
itu, lebih baik orang yang berpikiran logis dalam
membuat impian dibuat bertahap daripada langsung
besar. Misal, dari sepeda – motor – mobil bekas –
mobil kijang – mobil BMW. Urutan seperti itu akan
lebih masuk akal dibanding anda langsung ingin mobil
BMW.

3. Ciptakan kondisi yang menyentuh emosi anda,
sehubungan dengan impian tersebut. Semakin dalam emosi
yang terkait dengan impian tersebut, semakin kuat
motivasi anda untuk mencapainya. Misal anda ingin
mempunyai motor baru, apa manfaatnya bagi anda secara
emosi ? Apakah hanya sekedar untuk meningkatkan gengsi
anda ? Jika hanya ini alasan anda, bisa jadi impian
ini bisa tidak tercapai, karena alasan emosionalnya
kurang kuat. Mungkin bila alasannya ingin membuat
istri anda bangga karena anda telah bekerja keras
mencapainya, akan lebih memotivasi anda untuk bekerja
keras mencapainya.

4. Buat impian anda secara spesifik dan tertulis.
Semakin spesifik, akan semakin mudah mencapainya.
Jadi, daripada anda mengatakan ingin computer saja,
akan lebih baik jika anda mengatakan ingin computer
Pentium IV, memory 512 MB, layar VGA 128 MB, harddisk
60 MB dan sound card.

5. Ciptakan batas waktu, kapan impian tersebut
harus dicapai. Buat batas waktu yang menurut anda
logis dan bisa dicapai. Misal anda ingin mempunyai
tabungan 100 juta rupiah. Dengan penghasilan anda
perbulan saat ini yang sekitar 2 juta rupiah misalnya,
mungkinkah impian tersebut bisa dicapai dalam 1 tahun
? Jika tidak mungkin, panjangkan waktunya menjadi 7
atau 8 tahun misalnya, tentu lebih masuk akal.

6. Buat `pengumuman' kepada orang-2 di sekitar
anda (bisa rekan kerja, istri, suami, atau orang tua),
bahwa anda akan mencapai suatu tujuan tertentu. Mereka
bisa menjadi semacam `pendorong' tidak langsung,
karena anda akan dihadapkan pada kondisi malu bila
ternyata tidak berhasil mencapai apa yang telah anda
`umumkan'.

7. Buat kondisi seolah-olah anda sudah memiliki
apa yang anda inginkan. Misalnya anda ingin motor
baru. Sering-2lah pergi ke showroom motor, cobalah
rasakan duduk di salah satu motor baru disana, rasakan
emosi apa yang anda rasakan ketika mencoba duduk
disana. Contoh kedua : Apabila anda ingin menjadi
seorang manager di perusahaan anda, misalnya. Cobalah
untuk berpakaian sebagaimana layaknya seorang manager.
Pelajari dengan baik bagaimana seorang manager
berbicara kepada anak buahnya. Jika memungkinkan,
cobalah sekali-kali mencoba duduk di kursi manager.
Rasakan apa emosi yang anda rasakan ketika anda duduk
disana. Ingat, otak bawah sadar kita tidak bisa
membedakan mana yang impian dan mana yang realitas.
Semakin sering kita menciptakan kondisi seolah-olah
impian kita sudah tercapai, akan semakin mendekatkan
cara pikir dan tindakan kita menuju impian tersebut.

8. Cari seorang mentor atau tokoh panutan yang
bisa anda tiru. Dengan belajar dari seorang mentor,
anda akan lebih cepat mencapai impian anda, karena
anda belajar dari kesuksesan dan kesalahan orang
tersebut, sehingga anda tidak perlu melakukan `trial &
error" dalam mencapai impian tersebut. Seorang mentor
bisa berarti orang yang anda kenal, yang mau
membimbing anda mencapai seperti apa yang dia telah
capai, ataupun anda bisa belajar dari cara kerja orang
sukses yang bisa anda baca di buku-buku.

9. Masuk ke dalam `dunia' impian anda. Misal,
apabila anda menginginkan menjadi seorang pembicara,
cobalah bergaul dengan orang-2 yang sudah berprofesi
tersebut, dan cobalah menjadi seorang ahli di sana.
Anda harus tahu bagaimana bersikap saat diatas
panggung, anda harus tahu bagaimana menciptakan
suasana yang mengesankan bagi para penonton, anda
harus tahu siapa-2 saja event organizer yang biasa
menyelenggarakan seminar, anda harus tahu lokasi-2
mana saja yang bagus untuk dijadikan tempat seminar,
anda harus tahu buku-2 apa saja yang dibaca oleh para
pembicara, anda harus tahu musik apa yang harus
digunakan saat pembukaan acara, dll. Intinya, jadilah
seorang expert di bidang yang anda suka.

10. Take Action ! Mulailah melangkah, detik ini
juga setelah anda membaca artikel ini. Sebagus apapun
impian anda tentu tidak akan terwujud tanpa tindakan
nyata dari anda.

Satu hal yang pasti, anda pasti akan menemui
hambatan dalam mencapai impian anda tersebut. Tidak
ada kegagalan di dalam mencapai suatu impian, yang ada
hanyalah orang yang berhenti melakukannya. Karena
itulah maka dia disebut gagal. Jadi, janganlah
berhenti sebelum impian anda tercapai. Sukses untuk
anda !

SONNY VINN
Moderator milis The Acesia, Motivator, Public Speaker
Pengarang buku motivasi best seller "SLAM DUNK For
SUCCESS"

No comments: