Friday, July 21, 2006

Menjadi "Juara" Sejati

Diabawah ini adalah artikelnya Pak Jamil, saya dapat dari milist Profecer, semoga menambanh "Epos"/ energi positif kita semua....

Bagian Pertama
Menjadi “Juara” Sejati
Jamil Azzaini - Kubik LeadershipJakarta,

Apa yang memotivasi Ronaldinho, Zinedine Zidane, David Beckham dan lain-lain mengikuti piala dunia? Apa pula yang memotivasi Anda untuk pergi bekerja setiap hari? Penghasilan? Jabatan? Popularitas? Status di masyarakat? Ibadah? Tanggung jawab? Atau Pencapaian karier?Banyak sekali hal-hal yang dapat mendorong kita untuk pergi bekerja atau bergerak melakukan sesuatu. Namun sebenarnya, semua itu dapat disederhanakan dengan cara mengelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu: To Be, To Have dan Valensi.To Be adalah keinginan kita untuk menjadi, yang dikaitkan dengan proses untuk mengejar prestasi dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang kita miliki. Ingin menjadi manager terbaik di perusahaan misalnya. To Have adalah keinginan kita untuk memiliki sesuatu, yang dikaitkan dengan proses meraih benda-benda materi atau hasil akhir dari sebuah usaha, sebagai bentuk dorongan dari kesenangan duniawinya. Contoh dari To Have adalah keinginan untuk mendapatkan tunjangan berlimpah, fasilitas yang serba lux, rumah, mobil, popularitas, status, dan pujian. Perbedaan To Be dan To Have terletak pada titik tujuan yang hendak dicapai. Bukan pada kata-kata. Misalnya ketika Anda mengatakan, ingin menjadi manajer terbaik. Pernyataan di dalam kalimat itu bisa berarti To Be, bisa juga To Have. Sangat tergantung dari apa yang menjadi fokus pengejarannya. Bila yang Anda kejar adalah tunjangan manajer, fasilitas manajer, mendapatkan pengakuan dan pujian dari banyak orang maka keinginan itu merupakan To Have. Tetapi kalau yang Anda kejar adalah kesempatan berprestasi yang lebih besar dan tanggung jawab sebagai seorang manajer dengan mengerahkan semua kemampuan yang anda miliki maka keinginan itu merupakan To Be.Valensi adalah tingkat kualitas diri seseorang dalam mengarahkan hidupnya, yang dikaitkan dengan keseluruhan kapasitas yang ada dalam dirinya. Contoh motivasi yang terkait dengan Valensi misalnya, keinginan untuk menambah ilmu atau pengalaman, menempatkan bekerja sebagai bentuk ibadah kepada Tuhan, atau bekerja sebagai bentuk aktualisasi dirinya.Motivasi kita adalah kombinasi dari ketiga unsur tersebut, sehingga rumus motivasi adalah Motivasi = Valensi x To Be x To Have. Sebagaimana galibnya sebuah perkalian, semakin tinggi Valensi, Tobe, dan To Have maka akan semakin tinggi motivasi hidup anda. Semakin tinggi motivasi hidup, maka akan semakin sukseslah anda.Saya yakin, yang akan menjadi juara dunia di piala dunia adalah tim yang memiliki Valensi yang sangat tinggi dan memiliki To Be sebagai juara dunia. Dari sekarang saya juga sudah yakin bahwa juara dunianya pasti bukan Iran, Arab Saudi, atau Australia. Mengapa? Karena To Be mereka hanya ingin sampai pada babak kedua saja. To Be mereka bukan menjadi juara dunia.Para pelatih negara tersebut menetapkan To Be hanya sampai babak kedua tentu karena mereka tahu persis Valensi tim mereka. Penyusunan To Be memang harus disesuaikan dengan Valensi yang kita miliki. Yang aneh, bila tim sekelas Brasil, Argentina, Inggris, Italia, Portugal, Perancis atau tuan rumah Jerman To Be nya bukan juara dunia. Mengapa? Tim dari dari negara-negara ini memili Valensi yang tinggi dalam dunia persepakbolaan dibandingkan tim-tim dari negara lain. Bagaimana dengan anda? Pasti anda telah tahu persis seberapa tinggi Valensi anda. Dan sayapun yakin, bila anda termasuk orang yang ingin sukses, maka anda telah menetapkan To Be yang menantang dalam hidup anda. Rumus Motivasi = Valensi x To Be x To Have adalah benar. Para juara biasa menggunakan rumus ini. Namun rumus motivasi ini tidak berdimensi jangka panjang, dan tidak mencerminkan sebagai juara sejati, Mengapa? (bersambung)

15/06/2006 11:25

Bagian Kedua
Menjadi “Juara” Sejati
Jakarta,
Saya yakin, anda sepakat bahwa calon juara dunia sepakbola adalah tim yang memiliki Valensi tinggi dan To Be sebagai juara dunia. Karenanya, saya, dan mungkin juga anda, pasti tidak menjagokan kesebelasan dari Togo. Mengapa? Karena hanya urusan bonus (To Have) mereka sudah mogok latihan. Dengan rumus Motivasi = Valensi x To Be x To Have, To Have yang sangat tinggi bisa menjadi parasit dalam jangka panjang karena hal-hal berikut:1. To Have yang tinggi akan membatasi To Be dan ValensiKalau pikiran kita dijejali To Have, maka kecenderungannya adalah, setiap apa yang kita lakukan harus selalu dibalas dengan materi. Kita tidak ingin melakukan pekerjaan-pekerjaan besar kalau tidak dibayar setimpal. Prestasi kerja kita menjadi terbatas karena kita hanya bekerja sesuai gaji yang diterima dari perusahan. Akhirnya potensi diri atau Valensi kita stagnan dan tidak akan pernah berkembang.Selain itu, seeorang yang berorientasi To Have akan berhenti mengejar To Be dan Valensi, sesaat setelah kebutuhan To Have terpenuhi. Kita akan berkata seperti memberi pembenaran, “Tidak perlu bercita-cita tinggi, apalagi harus repot-repot meningkatkan kemampuan diri, yang penting sekarang, semua keinginan sudah saya dapatkan, saya punya rumah, gaji tinggi, mobil mewah, mau apa lagi?” 2. To Have yang tinggi membuka pintu kesesatanJika kita memiliki To Have yang tinggi, maka kita akan mudah termakan nafsu sendiri dan mudah tergoda berperilaku negatif. Ketika hanya berfokus pada To Have dan mengabaikan To Be danValensi, atau misalnya hanya berfokus pada bagaimana mendapatkan gaji dan fasilitas seorang manajer, maka sebagai karyawan kita akan terdorong untuk sekuat tenaga mendapatkan gaji dan fasilitas tersebut. Tidak peduli, walaupun harus menjilat atasan, menyikut rekan kerja dan menginjak bawahan atau bahkan mengkhianati perusahaan. Memang tidak semua orang akan mudah tergelincir, tetapi begitu pintu kesana terbuka, sebagai manusia yang memang diberi nafsu, kita akan mudah gelap mata dan akhirnya tergelincir. Akhir-akhir ini santer berita tentang beberapa pejabat negara yang dahulu dianggap sebagai pribadi yang bersih dan idealis, mempunyai semangat pembaharuan yang tinggi, berani dan vokal dalam mengatakan hal yang salah, kini diduga melakukan korupsi. 3. To Have yang tinggi berpeluang besar merusak To Be dan Valensi andaKetika kita mengejar To Have, seringkali kita harus mengorbankan To Be dan Valensi. Kita tergoda untuk menghalalkan segala cara untuk mendapatkan To Have. Akibatnya, sadar atau tidak kita telah merusak To Be sendiri, yaitu keinginan menjadi atasan dan teman kerja yang dihormati. Selain itu juga merusak Valensi sendiri. Kita tidak konsisten menjalankan amanah dan tanggung jawab yang diberikan perusahaan. Dengan demikian, semakin tinggi To Have seseorang, maka semakin besar kemungkinan To Be dan Valensi menjadi korban. Ambisi besar yang berorientasi To Have memiliki daya rusak yang juga besar. Padahal selama berorientasi To Be dan Valensi, ambisi besar sebetulnya memiliki daya membangun yang sangat baik. Lantas, bagaimana seharusnya rumus motivasi hidup kita? Saya menawarkan sebuah rumus bagi para juara sejati, yaitu Motivasi = Valensi x To be x 1/To Have Rumus atau formula ini berdimensi jangka panjang. Kuncinya, orientasikan hidup anda pada peningkatan Valensi dan To Be. Abaikan To Have. Karena bila Valensi dan To Be anda tinggi To Have otomatis akan ikut. Kalau anda kurang yakin, cobalah simak perjalanan karir David Beckham, Ronaldinho dan para pesepakbola besar lainnya. Mereka adalah contoh sosok yang berorentasi pada peningkatan Valensi dan To Be. Selanjutnya kita tahu To Have dalam bentu bayaran dan popularitas secara otomatis mengikutinya. Jadi, silakan anda praktekkan rumus baru motivasi yang saya tawarkan tadi: Motivasi = Valensi x To be x 1/To HaveKeterangan
Penulis: Jamil Azzaini adalah Senior Trainer dan penulis buku Best Seller KUBIK LEADERSHIP; Solusi Esensial Meraih Sukses dan Kemuliaan Hidup.
Regards,

Monday, July 03, 2006

Kekuatan Pikiran

Tulisan ini adalah hasil "capture" dari seminar Milist Profect yg diadakan 24 Juni 2006 di Wisma Indomobil Jakarta yg dibawakan oleh Kang Dede Farhan dari Bandung yaitu tentang Mind Empowerment.

Ada beberapa dasar pemikiran mengenai Mind Empowerment yaitu :

Riset Psikologi, menunjukan bahwa manusia saat ini baru menggunakan sekitar 5% dari Kemampuan otak yg sesungguhnya. Kinerja rata-rata karyawan Indonesia memberikan kontribusi hanya sekitar 30% dari kapabilitas sesungguhnya.., berarti dikemanain tuh kemampuan otak yg 70%..?

Efek Terhadap Ekonomi, kerugian ekonomi akibat gangguan jiwa di indonesia mencapai Rp.32 triliun/thn dan cenderung meningkat, kalau dilihat dari sisi pengusaha maka semakin banyak orang gila maka peluang buka usaha Rumah Sakit jiwa makin terbuka.., ayo siapa berminat..?

Effek terhadap jumlah hari produktif yg hilang, 1. Kesehatan jiwa = 8,1%. 2. Tuberkulosis = 7,2%. 3 Kanker =5,8%. 4. Jantung = 4,4%. 5. Malaria = 2,6%.

Aspek Manjemen, menurut MBO Peter Drucker :"Produktivitas kerja karyawan akan jauh lebih baik, jika mereka mengerjakan pekerjaan dengan penuh keyakinan, merasakan pekerjaan tu bagian dari tanggung jawabnya"

Otak terbagi atas 2 bagian yaitu : belahan otak kiri dan kanan, jika otak kiri mengalami kerusakan, maka belahan badan kanan cenderung lumpuh (dan sebaliknya). Masing-masing otak mengendalikan belahan badan yg berlawanan sisi.., makanya kenapa orang yg stroke kenapa bagian sebelah kiri/kanan badan jadi ngak bergerak yaitu tadi krn otaknya mengalami kerusakan.., maka hati2lah jika anda sering stress!!, karena otak bisa jadi rusak..

Menurut Prof. robert Orsntein dari California university :
  • Otak kiri (matematik, logika, bahasa, analisis, menulis)
  • Otak kanan (imajinasi, warna, music, citra)

Sementara itu Fikiran manusia terbagi 2 bagian, yaitu :

  • Conscious Mind ----> pikiran sadar
  • Unconscious Mind ----> pikiran alam bawah sadar

Memori penting Unconscious Mind/Bawah sadar :

  • Tempat penyimpanan ingatan (peristiwa)
  • Tempat menyimpan kebiasaan (habit)
  • Tempat penyimpanan karakter (citra)

makanya kenapa kita, selalu ingat masa2 indah atau buruk diwaktu lalu yaitu tadi karena akan disimpan di memori bawah sadar kita.

ada juga yg namanya Self Hipnosis atau hipnosis diri sendiri.

  • ada persepsi yg masih keliru tentang hypnosis, sebenarnya ini adalah komunikasi persuasif, ngak ada jin atau lainnya yg gaib.
  • kemampuan mengelola fikiran dengan kekuatan kata-kata dan reframe, ini bisa terjadi jika kita mensugesti diri dengan kata-kata untuk penyembuhan misalnya. atau juga bisa mesugesti tingkat keyakinan bahwa kita bisa sukses!
  • Aktivasi daya khayal/imaginasi.., kalau mengkhayal yg positif ini bisa memberi efek positif pula.

Saran-saran dari kang Dede Farhan :

  • Banyak melakukan latihan pemberdayaan fikiran untuk meningkatkan utilitas otak secara optimal, misal buat plan 1bln, 2bln, 1thn mau ngapain aja, agar otak termotifasi
  • Berusaha keras untuk mengembangkan kemampuan
  • Buat life Mapping dan monitor/review secara kontinyu, apa yg kita plankan di terjemahkan dan dilakukan tahapan2nya dan kemudian dimonitor sudah jalan belum..?
  • Mulailah saat ini, dan jangan menunda sampai kesempatan itu tidak ada lagi..., mau mulai..atau sudah mulai..?

Seminar Kontra Akuntansi 2

Berikut adalah lanjutan dari Seminar Kontra Akutansi pak Wan Muhamad Hasyim pemilik Toysmart, perbedaan ilmu Akutansi dan Kontra Akutansi :

Ilmu Akutansi :
  1. Ilmu Makin dikuasai, orang lain ya semakin kaya.., nah lho..
  2. Memerlukan lembaga pendidikan khusus dan prasyrat pendidikan minimal
  3. Pendidikan dalam jangka waktu lama, ... bisa sampe 4-5 thn kali ya..
  4. Semakin pintar semakin tidak berani untuk memulai bisnis dan semakin miskin, ..nah ini yg agak aneh..coba direnungkan..hhmmm
  5. Jenis bisnis yg dibuka adalah Self Employee, ya jadi karyawan di perusahaaan dong..
  6. Teori dan bohon-bohongan (hitungan diatas kertas, uang, asset, hutang) adalah kekayaan milik orang lain.
  7. Bukti keberhasilan Ijazah (sarjana/SMK), Sertifikat kursus dsb..

Kontra AKutansi :

  1. Ilmu yg semakin dikuasai, kita sendiri yg semakin kaya,.. ini ni yg hebat..
  2. Tidak memerlukan lembaga pendidikan khusus dan bisa dipelajari siapa saja..
  3. Dapat dipelajari dalam waktu yg sangata singkat
  4. Semakin pintar menjadi berani untuk memulai bisnis dan semakin kaya..
  5. Business Owner,..jadi sebagai pemilik bisnisdong..
  6. Praktek dan penerapan (uang, asset, hutang) adalah kekayaan milik sendiri
  7. bukti keberhasilan adalah Sertifikat Depositi, Tanah, Rumah, Ruko, Saham dll..

saya jadi inget salah satu perbedaan antara Profesional/orang gajian dan Entrepreneur/wirausaha dimana ada perbedaan yaitu :

"Power is Knowlegde" --> menurut Profesional

maka P=K

"Time is Money" ----> menurut Entrepreneur

maka T=M

kalau kita masukan dalam Rumus Fisika dimana :

P=W/T, yaitu power/daya adalah Usaha yang dilakukan dalam satuan waktu.

kita masukan ke 2 rumus diatas, P=K dan T=M, maka :

K=W/M ---> M=W/K,

disini akan terlihat bahwa dengan W yang tetap, M semakin besar jika K semakin kecil,

artinya : Uang kita akan semakin banyak jika pengetahuan kita semakin sedikit..

Believe it or not...?