Saturday, December 24, 2011

"Anak ayam sulit cari makan di lumbung Padi.."

"Anak ayam sulit cari makan di lumbung Padi.."

Siang itu ada pemandangan aneh ketika keluar dari kota Pontianak atau ketika sore menjelang malam, banyak truk-truk yang antri berderet menuju POM bensin utk pengisian bahan bakar solar.

Adalah pemandangan biasa bagi warga sini kalau truk-truk antri berderet untuk isi solar setiap hari, tp bagi saya ini adalah pemandangan tidak biasa dan luar biasa, luar biasa karena apa..??, Karena eh karena..logika normal dan pikiran lurus, Kalimantan gitu loh..

Sempat seminggu di Samarinda dan Balikpapan, eh ternyata sama, truk-truk pada antre solar di POM Bensin, lha Balikpapan kan kota Minyak, masa di ibukotanya Samarinda, warganya antri Solar??

Pulau dan provinsi yg kaya akan sumber minyak, banyak perusahaan asing "numpang makan" dipulau ini, ambil kekayaan atau mengelola minyak pulau ini. Masa penduduknya bersusah payah antri minyak atau solar??

Saya gak begitu ngerti proses dr ladang minyak kemudian jadi minyak, bensin atau solar atau lainnya., tapi intinya ini pulau "kaya" akan sumber minyak bumi.

Di Jakarta aja yg entah provinsinya ngasilin minyak atau tidak?, yg kepadatan penduduknya puluhan kali dr pontianak, dan yg pasti minyaknya gak sebanyak pulau Kalimantan, jarang yg antri sepanjang itu atau di provinsi lain di Pulau Jawa juga gak separah disini..,

Bagaimana distribusi solar dan minyaknya..??,
Wah pembangunan tidak merata neh dan gak 'fair' dong, Jakarta mulu yg diutamain..

Sopir seharian antri Solar, kapan dia nariknya?, kpn dia ngasilin uang?, kpn barangnya diangkut??,
Bagimana "roda- roda ekonomi berputar", lha rodanya aja antri seharian di POM bensin isi solar??

Apakah Pertamina sini tidak berhitung??, kurang kali POM bensin? Atau pasokannya?

Apakah Pemda tidak peka, semerawut lho pak, banyak antrian truk tiap hari.

Apakah pengusaha tidak susah, kelamaan ngantri. Karyawannya ngantri doang seharian, kapan ngerjain yg lain?

Apakah anggota Dewan asyik-asyik saja aja liat pemandangan seperti itu??, atau matanya sudah "katarak"??
Coba "liat, dengar,dan rasakan", kalau perlu alami.
(Eh sory kyknya pada dapat jatah uang bensin ya??, jd gak tahu rasanya ngantri)

Apakah memang ada Oknum yg mengorganisir truk-truk utk beli solar saja seharian. Lalu di "pendam, disimpan, dikubur, ditimbun" utk dijual lg pada saat momentum yg "tepat"?.
Atau dijual ke "Malaysia" kali??, krn disana lebih mahal?? (Bener gak?),
Bagi mereka gak Penting urusan Nasionalisme "Garuda di Daku, tp Solar Perutku".

Dalam imajinasi sy kl sy tanya ke orang yg jual ke Cukong mungkin jawabnya "sorry dorry morry coy.. habis jual ke Malay lebih untung"

Investigasi dong pak Polisi.., masa polisi kalah cerdik sama yg beginian.., ayo pak Polisi 'Tong cing we' alias "tong cicing wae" alias jangan diam aja, kreatif lah, jangan terpaku sama "jobdesk", terbatasi pagar, terhalang "koridor", ewuh pakewuh, apalagi ter "iming- imingi" uang Cukong

Kalau betul, gak rela hasil alam kita di beli Cukong Malaysia dengan berkong- kalingkong orang-orang kita.

Sudah sumber alamnya dikelola "Negeri orang" masa hasilnya di nikmati "Negeri orang" juga, lha kita nya manna..?

Yg beginian kalau dulu di film "Jaka Sembung" mah kayak "antek antek Belanda yg harus ditumpas dan ditebas lehernya"

Atau mungkin berprinsip, seperti waktu sy dulu di Alun-Alun Bandung, liat tukang obat bulu, sy liat tukang jualan obat bulu, rambutnya tipis bahkan terkesan botak n mau rontok, juga tak berkumis dan berjanggut.
Ditanya sama calon pembeli,
"bang gimana sy percaya kl situ tukang obat bulu, buktinya abang gak ada bulunya".
apa jawab si abang "eit jangan salah De", "Tukang obat bulu tidak harus berbulu, krn tukang telor jg tidak harus bertelor" wualeehh bisa aja ngeles,
Jadi pulau kaya minyak gak perlu warganya menikmati minyak juga..

Sampe kapan akan begini??, kalau kekayaan alam yg "berlimpah" begini, susah atau tak bisa mengelolanya,,

"Ayolah pak bu", semua aparat, pemerintah daerah, anggota dewan bersatulah dan kompaklah memajukan pulau yg "luar biasa" ini.

Masa seh, kayak teman sy, yg bilang "itukan DL",
apaan tuh DL.
" Derita Loe.."
Ayolah pak "kita" sdh menderita.., "Kiiitta???, Loe aja kalee.., Geu enggak.."

Kalau tidak bapak2 n ibu2 wakil2 rakyat, kepada siap lg kita berharap??

Jangan sampe seperti peribahasa,,
"Ibarat anak ayam yg gak bisa atau susah makan dilumbung padi", Anak-anak ayam akan saling berebut, akan saling berantem, lama-lama bisa mati juga itu anak ayam.

"Dr pendatang yg jalan-jalan di Kalimantan"

Note: "tulisan ini utk utk menggugah, utk kenyamanan, kemajuan kita bersama...peace"

No comments: