Bagian Pertama
Menjadi “Juara” Sejati
Jamil Azzaini - Kubik LeadershipJakarta,
Apa yang memotivasi Ronaldinho, Zinedine Zidane, David Beckham dan lain-lain mengikuti piala dunia? Apa pula yang memotivasi Anda untuk pergi bekerja setiap hari? Penghasilan? Jabatan? Popularitas? Status di masyarakat? Ibadah? Tanggung jawab? Atau Pencapaian karier?Banyak sekali hal-hal yang dapat mendorong kita untuk pergi bekerja atau bergerak melakukan sesuatu. Namun sebenarnya, semua itu dapat disederhanakan dengan cara mengelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu: To Be, To Have dan Valensi.To Be adalah keinginan kita untuk menjadi, yang dikaitkan dengan proses untuk mengejar prestasi dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang kita miliki. Ingin menjadi manager terbaik di perusahaan misalnya. To Have adalah keinginan kita untuk memiliki sesuatu, yang dikaitkan dengan proses meraih benda-benda materi atau hasil akhir dari sebuah usaha, sebagai bentuk dorongan dari kesenangan duniawinya. Contoh dari To Have adalah keinginan untuk mendapatkan tunjangan berlimpah, fasilitas yang serba lux, rumah, mobil, popularitas, status, dan pujian. Perbedaan To Be dan To Have terletak pada titik tujuan yang hendak dicapai. Bukan pada kata-kata. Misalnya ketika Anda mengatakan, ingin menjadi manajer terbaik. Pernyataan di dalam kalimat itu bisa berarti To Be, bisa juga To Have. Sangat tergantung dari apa yang menjadi fokus pengejarannya. Bila yang Anda kejar adalah tunjangan manajer, fasilitas manajer, mendapatkan pengakuan dan pujian dari banyak orang maka keinginan itu merupakan To Have. Tetapi kalau yang Anda kejar adalah kesempatan berprestasi yang lebih besar dan tanggung jawab sebagai seorang manajer dengan mengerahkan semua kemampuan yang anda miliki maka keinginan itu merupakan To Be.Valensi adalah tingkat kualitas diri seseorang dalam mengarahkan hidupnya, yang dikaitkan dengan keseluruhan kapasitas yang ada dalam dirinya. Contoh motivasi yang terkait dengan Valensi misalnya, keinginan untuk menambah ilmu atau pengalaman, menempatkan bekerja sebagai bentuk ibadah kepada Tuhan, atau bekerja sebagai bentuk aktualisasi dirinya.Motivasi kita adalah kombinasi dari ketiga unsur tersebut, sehingga rumus motivasi adalah Motivasi = Valensi x To Be x To Have. Sebagaimana galibnya sebuah perkalian, semakin tinggi Valensi, Tobe, dan To Have maka akan semakin tinggi motivasi hidup anda. Semakin tinggi motivasi hidup, maka akan semakin sukseslah anda.Saya yakin, yang akan menjadi juara dunia di piala dunia adalah tim yang memiliki Valensi yang sangat tinggi dan memiliki To Be sebagai juara dunia. Dari sekarang saya juga sudah yakin bahwa juara dunianya pasti bukan Iran, Arab Saudi, atau Australia. Mengapa? Karena To Be mereka hanya ingin sampai pada babak kedua saja. To Be mereka bukan menjadi juara dunia.Para pelatih negara tersebut menetapkan To Be hanya sampai babak kedua tentu karena mereka tahu persis Valensi tim mereka. Penyusunan To Be memang harus disesuaikan dengan Valensi yang kita miliki. Yang aneh, bila tim sekelas Brasil, Argentina, Inggris, Italia, Portugal, Perancis atau tuan rumah Jerman To Be nya bukan juara dunia. Mengapa? Tim dari dari negara-negara ini memili Valensi yang tinggi dalam dunia persepakbolaan dibandingkan tim-tim dari negara lain. Bagaimana dengan anda? Pasti anda telah tahu persis seberapa tinggi Valensi anda. Dan sayapun yakin, bila anda termasuk orang yang ingin sukses, maka anda telah menetapkan To Be yang menantang dalam hidup anda. Rumus Motivasi = Valensi x To Be x To Have adalah benar. Para juara biasa menggunakan rumus ini. Namun rumus motivasi ini tidak berdimensi jangka panjang, dan tidak mencerminkan sebagai juara sejati, Mengapa? (bersambung)
15/06/2006 11:25
Bagian Kedua
Menjadi “Juara” Sejati
Jakarta,
Saya yakin, anda sepakat bahwa calon juara dunia sepakbola adalah tim yang memiliki Valensi tinggi dan To Be sebagai juara dunia. Karenanya, saya, dan mungkin juga anda, pasti tidak menjagokan kesebelasan dari Togo. Mengapa? Karena hanya urusan bonus (To Have) mereka sudah mogok latihan. Dengan rumus Motivasi = Valensi x To Be x To Have, To Have yang sangat tinggi bisa menjadi parasit dalam jangka panjang karena hal-hal berikut:1. To Have yang tinggi akan membatasi To Be dan ValensiKalau pikiran kita dijejali To Have, maka kecenderungannya adalah, setiap apa yang kita lakukan harus selalu dibalas dengan materi. Kita tidak ingin melakukan pekerjaan-pekerjaan besar kalau tidak dibayar setimpal. Prestasi kerja kita menjadi terbatas karena kita hanya bekerja sesuai gaji yang diterima dari perusahan. Akhirnya potensi diri atau Valensi kita stagnan dan tidak akan pernah berkembang.Selain itu, seeorang yang berorientasi To Have akan berhenti mengejar To Be dan Valensi, sesaat setelah kebutuhan To Have terpenuhi. Kita akan berkata seperti memberi pembenaran, “Tidak perlu bercita-cita tinggi, apalagi harus repot-repot meningkatkan kemampuan diri, yang penting sekarang, semua keinginan sudah saya dapatkan, saya punya rumah, gaji tinggi, mobil mewah, mau apa lagi?” 2. To Have yang tinggi membuka pintu kesesatanJika kita memiliki To Have yang tinggi, maka kita akan mudah termakan nafsu sendiri dan mudah tergoda berperilaku negatif. Ketika hanya berfokus pada To Have dan mengabaikan To Be danValensi, atau misalnya hanya berfokus pada bagaimana mendapatkan gaji dan fasilitas seorang manajer, maka sebagai karyawan kita akan terdorong untuk sekuat tenaga mendapatkan gaji dan fasilitas tersebut. Tidak peduli, walaupun harus menjilat atasan, menyikut rekan kerja dan menginjak bawahan atau bahkan mengkhianati perusahaan. Memang tidak semua orang akan mudah tergelincir, tetapi begitu pintu kesana terbuka, sebagai manusia yang memang diberi nafsu, kita akan mudah gelap mata dan akhirnya tergelincir. Akhir-akhir ini santer berita tentang beberapa pejabat negara yang dahulu dianggap sebagai pribadi yang bersih dan idealis, mempunyai semangat pembaharuan yang tinggi, berani dan vokal dalam mengatakan hal yang salah, kini diduga melakukan korupsi. 3. To Have yang tinggi berpeluang besar merusak To Be dan Valensi andaKetika kita mengejar To Have, seringkali kita harus mengorbankan To Be dan Valensi. Kita tergoda untuk menghalalkan segala cara untuk mendapatkan To Have. Akibatnya, sadar atau tidak kita telah merusak To Be sendiri, yaitu keinginan menjadi atasan dan teman kerja yang dihormati. Selain itu juga merusak Valensi sendiri. Kita tidak konsisten menjalankan amanah dan tanggung jawab yang diberikan perusahaan. Dengan demikian, semakin tinggi To Have seseorang, maka semakin besar kemungkinan To Be dan Valensi menjadi korban. Ambisi besar yang berorientasi To Have memiliki daya rusak yang juga besar. Padahal selama berorientasi To Be dan Valensi, ambisi besar sebetulnya memiliki daya membangun yang sangat baik. Lantas, bagaimana seharusnya rumus motivasi hidup kita? Saya menawarkan sebuah rumus bagi para juara sejati, yaitu Motivasi = Valensi x To be x 1/To Have Rumus atau formula ini berdimensi jangka panjang. Kuncinya, orientasikan hidup anda pada peningkatan Valensi dan To Be. Abaikan To Have. Karena bila Valensi dan To Be anda tinggi To Have otomatis akan ikut. Kalau anda kurang yakin, cobalah simak perjalanan karir David Beckham, Ronaldinho dan para pesepakbola besar lainnya. Mereka adalah contoh sosok yang berorentasi pada peningkatan Valensi dan To Be. Selanjutnya kita tahu To Have dalam bentu bayaran dan popularitas secara otomatis mengikutinya. Jadi, silakan anda praktekkan rumus baru motivasi yang saya tawarkan tadi: Motivasi = Valensi x To be x 1/To HaveKeterangan
Penulis: Jamil Azzaini adalah Senior Trainer dan penulis buku Best Seller KUBIK LEADERSHIP; Solusi Esensial Meraih Sukses dan Kemuliaan Hidup.
Regards,
Regards,
1 comment:
Salam kenal Mas,
Tetap semangat berwirausaha ya..!
Ada situs tentang usaha mainan anak2nya nggak, Mas?
Boleh dong jadi partner...!
Salam, www.JejakGeografer.com
(blog-nya dikasih gambar/foto dong biar lebih personal gitu..)
Post a Comment