dikutip dari http://www.anthonydiomartin.com
Salam Antusias Bp. Martin. Saat ini, saya menghadapi dilemam, Pak. Perusahaan tempat saya bekerja telah berubah! Dan perubahan tersebut sangat cepat terjadi. Semenjak direktur berubah, beberapa peraturan yang tadinya hanya sebagai ‘peringatan’, kini benar-benar di tegakkan. Sebenarnya dalam jangka panjang saya mengetahui manfaat dari perubahan yang dicanangkan oleh perusahaan saya ini. Tapi pak, masih ada hal yang mengganjal di hati saya mengenai perubahan ini. Karena saya pikir perubahan ini membuat saya dan kawan-kawan lain berlari terlalu kencang dan seakan-akan disuruh keluar paksa dari comfort zone. Nah bagi kami, perubahan ini bukanlah perkara mudah. Boleh Pak Martin sharingkan sedikit bagaimana cara saya, sebagai karyawan untuk bisa menerima perubahan ini. Terima kasih pak sebelumnya.
Randy, Depok
Jawab:
Bp. Randy, terima kasih atas atensi yang sudah Anda berikan pada tulisan-tulisan pengembangan diri yang dimuat di sini. Saat saya mendengar kisah Bapak, saya pun teringat dengan kisah seorang rekan trainer saya. Waktu masih jaya-jayanya, ia merupakan seorang ahli dalam menggunakan overhead projector (OHP). Ia bisa membuat plastik-plastik OHP tersebut berwarna-warni dan karena canggihnya ia pun dapat membuat gambar di OHP tersebut terkesan berjalan, saat ia melakukan presentasinya. Dan bila Ia sedang menerangkan suatu alur sebuah aktivitas produksi, maka panah-panah di dalam chart tersebut akan bergerak. Bila anda menjadi salah satu penontonnya, pasti anda akan terkagum-kagum dengan keahliannya, yang sangat kreatif dan artisitik ini.
Tapi bukan keahliannya yang ingin saya bicarakan. Jaman pun berganti dan mulailah komputer memasuki kota, perusahaan, bahkan di sekolah sudah menggunakan program komputer. Banyak orang mulai berlomba-lomba menguasai program-program di dalam komputer dan mulai memberdayakannya secara maksimal. Nah, teman saya ini, sama sekali tidak mau menyentuh komputer, dan terus ’sibuk’ mendesign materi-materinya dengan plastik OHP-nya.
Tahun berganti tahun, OHP pun sudah mulai jarang terlihat di perusahaan maupun di sekolah. Anda pasti bisa menebak bagaimana perasaan dari teman saya tadi. Ya! Betul sekali. Ia mulai merasa kecewa, dan menyesal. “Kenapa saya tidak dari dulu belajar komputer? Kalo tau begini tentu kesempatan mengajar akan terus terbuka”. Begitulah cerita teman saya yang tidak mau berubah dan sekarang ia mulai merasakan bagaimana tertinggalnya dirinya.
Dari kisah ini, dapatlah kita simpulkan bahwa memang benar perubahan menuntut “banyak” dari kita sebagai individu. Selain waktu untuk belajar menyamakan diri dengan kondisi yang ada, kadang materi juga perlu dikorbankan supaya kita bisa bertahan dalam perubahan itu. Nah, untuk kasus perubahan dalam perusahaan Bp. Randy tentunya sudah dipikirkan oleh pihak manajemen dengan begitu matang, sebagai strategi bisnis dalam menghadapi kompetisi dan pasar yang semakin keras.
Dalam situasi ekonomi yang semakin sulit di prediksi, banyak hal yang mulai disadari oleh perusahaan, bahwa bila mereka tidak ikut berubah maka merekalah yang akan terlindas oleh perubahan itu sendiri. Hal ini dapat berakibat perusahaan menjadi collapse. Bahkan dalam seminar saya, sering didengungkan bahwa perusahaan yang belajarlah yang mampu survive dalam ganasnya dunia bisnis.
Memang tidak mudah mengikuti perubahan perusahaan, apalagi bila dituntut untuk segera berubah dalam waktu yang relatif singkat. Banyak yang mesti dikorbankan, namun bukan berarti tidak bisa, PASTI bisa asalkan ada kemauan. Nah, untuk lebih detil membahas pertanyaan Anda, Bp. Randy saya menganjurkan karyawan sebaiknya mempunyai beberapa mentalitas yang perlu dipupuk agar tidak tertatih-tatih dalam menghadapi perubahan di perusahaannya:
Pertama adalah PERUBAHAN DIMULAI DENGAN PILIHAN. Jim Rohn seorang bussines philosopher terkemuka mengatakan bahwa perubahan dimulai dari diri sendiri, yaitu dari pilihan. Untuk mengawali perubahan adalah pilihan Anda! Apakah pilihan Anda itu? Menjadi diri Anda yang dahulu atau menjadi diri Anda yang baru? Semuanya bergantung dari pilihan Anda, dan Anda dapat melakukannya sekarang, besok, dua minggu lagi atau tahun depan. Semua ada di tangan Anda. Bp. Randy apakah Anda yakin untuk mau berubah sesuai dengan pergerakan perusahaan Anda? Semua pilihan Anda, berikut dengan konsekuensinya.
Kedua setelah Anda yakin MAU untuk berubah, budayakanlah “WALK THE TALK”. Disinilah integritas Anda diuji, apakah memang Anda betul-betul ‘commit’ mau berubah. Bila Anda mau berubah maka pastinya Anda akan melakukan hal yang berbeda dari sebelum Anda berubah. Bayangkan saja, Anda menginginkan jus apel tapi Anda belum merubah isi di dalam juicer Anda. Jadi, di dalamnya masih terisi dengan buah mangga. Apa jadinya? Tentunya tetap sesuai dengan isinya terdahulu yakni, jus mangga.
Ketiga, bangunkan ’sense of urgency’ Anda. Era yang sedang dihadapi sekarang bukan lagi era yang mementingkan skala besar, namun era yang mementingkan “kecepatan”. Timbulkan semangat seperti ini, dari Anda mulai bangun pagi, katakan bahwa Anda cepat dan akan lebih cepat dari biasanya. Dengan self talk tersebut, akan membantu menyadarkan semangat Anda untuk bergerak dengan cepat. Cepat disini bukan hanya cepat dalam bertindak, namun juga cepat dalam menangkap sinyal-sinyal perubahan, dan tentunya cepat dalam belajar dan beradaptasi dengan kondisi yang terus berubah.
Dan yang terakhir, adalah mentalitas terus mau belajar untuk maju. Maksudnya adalah ketika perubahan terjadi pastilah banyak hal yang perlu diperbaharui, salah satunya adalah pengetahuan Anda. Dengan memiliki sumber daya yang tepat dan orang-orang yang tepat untuk membantu, pastinya bimbingan, arahan dan dorongan dari sumber daya dan orang-orang tersebut akan memperluas kapasitas pengembangan diri Anda.
Setelah Bp. Randy mencoba memupuk empat mentalitas tadi, pastilah tantangan-tantangan dalan perubahan dapat dihadapi. Saya tidak mengatakan bahwa hal ini akan mudah, tapi pasti akan membuat diri Anda belajar dan semakin berkembang. Tanyalah orang sekitar Anda, sudah sampai mana perubahan yang terjadi. Dan teruslah berubah menuju yang lebih baik. Karena tantangan terbesar dari perubahan adalah self continous improvement. Jadilah manusia yang berbeda dari kemarin!
No comments:
Post a Comment