Berawal dari kegelisan dan kejenuhan saya sekitar 4 thn lalu, sudah lebih dari 8 thn bekerja tapi kondisi
Saya mulai “searching’ di internet bagaimana cari2 tambahan, berdiskusi dengan teman2 kantor, kerabat, relasi, , baca2 buku wirausaha dll, Proses ini berjalan hampir setahun, pada saat itu pernah ditawari ikut MLM, sempat ikut gabung jadi Agen Asuransi walau hanya beberpa bulan.
Sambil Proses belajar tersebut maka mulai dengan bisnis sambilan , Sempat kerjasama dengan Kerabat di Tasikmalaya untuk jualan Baju Muslim, dia yg punya barang dan saya yang jualan, Busana Muslim,Baju Koko, sempat ditawari dan di Jual ke teman2, kerabat, kenalan2, tetapi mungkin kalah bersaing dari mutu, harga, dan teknik memasarkannya, akhirnya berhenti, Pernah juga bekerja sama dengan teman untuk jualan aksesoris berjalan bebarapa bulan dan berhenti juga, sempat pula jual karpet secara kredit ke temen kantor, kerabat dan kenalan, tapi itu juga seret karena kredit tersebut beberapa ada yang macet.
Jauh sebelum itu, saat saya masih SMA dan Kuliah, saya sudah belajar berjualan,
Waktu SMA di Bandung , dulu pernah ikut jualan Ayam Goreng dan Ayam Bakar punya Kakak saya dan yang punya resep Ibu saya, dan operasinalnya ada karyawan, bisnis ini hanya bertahan setahunan krn karyawan ingin buka usaha sendiri, juga karena sewa temapat yg dinaikan.
Waktu Kuliah di Politeknik ITB, pernah koordinir foto copy buku2 atau bahan kuliah, ya lumayan lebihnya bisa dapat foto copyan bahan kuliah ”gratis”, pernah jualan “Sweater” Baju Hangat, nyoba juga bisnis buat kaos dan dikirimkan ke Makasar, Pengiriman 1 dan 2 sukses dengan untung, eh pergiriman yg ketiga barang dikirim tapi uang transfernya tar sok entar esok, ngak pernah masuk sampe sekarang dan saya yg harus nombokin bayar pada fihak konveksinya…
Setelah sekian lama pencaharian, akhirnya usaha “real”pertama dimulai Juli 2005, ketika saat itu ada aide dari isteri saya, yg pada saat itu kesulitan untuk mencari kado mainan anak, maka ketika ada kesulitan itulah maka peluang usaha itu ada, mulailah berjualan mainan anak, dengan hanya bermodalkan satu etalase dan buka hanya dihalaman rumah, saat itu punya toko sendiri masih cita-cita saja. Memulai usaha awalan amat berat dan harus punya a mental g kuat, karena setelah buka warung2an, menuai banyak reaksi dari teman2 dan tetangga, ada yg bilang “ ngapain lu dagang kayak gitu, lu
Hampir bersamaan dengan usaha mainan, saya coba manjalankan ilmunya Purdie Chandra yaitu ilmu “BOTOL” Berani Optimis Tenaga Orang Lain, saya “ketemu” orang ketemu saat Stel Velg Motor, krn saat itu di pikiran saya di Jakarta ini Motor udah jutaan masa sih bisnis ini tidak “prosfektik”, maka setelah bernegosiasi dan atur strategi, saya menjadi investor dan kenalan saya jadi teknisinya, mulailah usaha Stel Velg Sepeda Motor, cita2 sih ingin bertahap dari situ ke spare part motor dsb..dsb.., namun setelah jalan 6 bulan, “kerjasama” tersebut tidak berjalan seperti yg diharapkan, bagi hasil yg disepakati belum menghasilkan bagi saya, maka dengan mantap bisnis tersebut sukses saya tutup.
Dari kejadian ini saya dapat pelajaran yang berharga, bahwa mencari partner bisnis itu harus seselektif mungkin, saat itu saya kuarang tahu latar belakang dia, karakter dia, dsb hanya liat keahliannya dan semangatnya dia, plus niat saya mau bantu dia krn memang saat itu dia masih nganggur, ternyata niat saja ngak cukup, atau juga moniring saya yg kurang krn hanya monitor sepulang kerja dan tidak tiap hari.
Sementara itu, bisnis Jualan Mainan anak, terus berjalan, ada kenalan yg punya toko mau dititipi mainan, ada kenalan kantor buka toko baru ikut di support juga Mainan dari kami, kenalan lain ada juga yg mau dititipkan.
Saat itu kami punya bisnis walau kami belum punya toko, sistemnya taro barang di toko teman (konsinyasi) dan mereka menaikan harganya sebagai lebihnya mereka dan 1-2 minggu saya ambil uangnya dari mereka., sampe setahun berjalan, bisnis mainan ini sempat kirim ke beberapa daerah di luar jawa, tapi setalah berjalan hampir satu tahun, masalah mulai muncul krn barang di “titip” toko orang yg mungkin mereka kurang hati2 atau kurang merperhatikan krn banyak items lain yg mereka jual juga atau saya yg kurang cepat memutar barang krn waktu yg masih terbatas, sepertinya bisnis ini berjalan lambat dan satahun kemudian hanya jual di toko kami saja.
Toko saya yg pertama, “terjadi” di Bulan September 2006, saat itu saya dan isteri, meralakan kamar anak kami rombak dijadikan Toko, Toko yg pernah dicita-citakan sebelumnya., kebetulan saat itu saya pindah kerja dan dapet “uang jasa”dari kantor, uang tsb sebagian kami jadikan modal renovasi kamar, Beli Etalase, beli tambahan Mainan Anak, dan alat2 tulis, jadi saat itu mulai Buka Toko Mainan Anak dan Alat Tulis,
3 Bulan Toko berjalan, kami masih “memperhatikan” bahwa perputaran uangnya sangat lambat, karena saat tu saya juga ikut milis dan baca buku wirausaha, barang siapa yg bisa uangnya berputar cepat maka untuknya juga cepat dapet dan jika tiap hari liat atau pegang uang, walau nilainya kecil, kita jadi ngak “ngiler” liat uang jadi uang banyak dan “berserakan lah” di toko. Akhirnya coba dengan Jualan Voucher Hp, dimulai dengan Etalase kecil. kemudian jadi Etalase Voucher beneran, ditabhi Vocher Elektrik, aksesoris, dsb.
Pelan tapi pasti bisnis Voucher makin berkembang, maka tetap dengan memanfaatkan hubungan silaturahmi dan pertemanan, Jualan Pulsa di coba di depan Toko kelontong kenalan dan kami bisa menambah 1 Counter berikutnya, sehingga saat itu kami punya Toko dan 2 Counter di depan Toko kelontong Teman2.
Ternyata kerjasama Counter di depan Toko kelontong teman, hanya bertahan sekitar 4 bulan dan 10 bulan, krn sampe 4 bulan dilokasi tsb belum terlihat bagus/menguntungkan maka sementara kita stop dulu, dan konter berikutnya sukses di tutup pula, mulai muncul karena konfik dengan Pemilik Toko, namun bertepatan dengan ditutupnya toko kami buka ditempat lain, maka kami relokasi ke tempat baru, dan ditempat baru ini kami sewa Toko bukan numpang di toko teman Lagi suatu kemajuan bagi kami, beberapa bulan kemudian kami Sewa Toko lagi , jadi saat ini kami ada 3 Counter yg aktif dengan 3 orang karyawan.
Tugas Operasional selama ini di handle Isteri di rumah, saya lebih ke arah Pengembangan and Marketing lah, belajar bekerja sama mendelegasikan dan mempercayakan. Juga kita masih terus belajar administrasi, keuangan, logistik dan lain sebagainya.
Bisnis Voucher memang bisnis sejuta umat, mulai dari anak SMP, ABG, Mahasiswa, karyawan/wati, bapak/ibu, kakek/nenek, semua pake hp dan pasti butuh pulsa, ya ngak..? Hari ginee ngak punya hp...?,
Perjalan Bisnis Voucher Hp ini ada Suka duka, manis pahit, susah senang, manis , asam asin (rame rasanya, kayak iklan permen),
Ibarat suatu perjalanan pasti akan ada bebatuan, duri-duri, tembok menghadang, omelan, cacian pelanggan itu mah sudah biasa, bahkan nyaris ada yg nipu beli voucher, juga ada. yg ngutang dan belum bayar walau udah di tagih, ada sukanya juga , beli hp second di pagi hari dan laku di sore hari untung 50% , beli hp second kemahalan dan t
Aneh bin ajaib disekitar saya juga sekarang bermunculan counter HP juga, bagi saya mah persaingan itu bagus jadi bisa lebih baik lagi melayani pelanggan, lagian siapa yg larang kalau para tetangga buka counter juga, Allah Maha Kaya dan Maha Luas jadi Rezeki-Nya ngak akan pernah habis., malah kalau bisa saya ingin kerjasama dengan mereka yg punya Counter agar bisa jalan bersama dan maju bersama.
Saat ini dengan 3 counter (Kania Cell 1 2, 3) rata rata per hari counter dapat omset Rp. 700rb, jadi sekitar 2 jt per Jt per hari, Cita2 masih terus untuk bisa mendapatkan lebih banyak lagi rezeki,sehingga lebih banyak lagi karyawan yg bisa berbagi rezeki.
Itulah sekilas perjalanan saya dan isteri dalam perjuangan untuk jadi wirausaha maka pada saatnya nanti saya bisa full untuk di wirausaha….amin,,
1 comment:
cerita yang mengagumkan...
semangat dan moga sukses trs..!!!
Post a Comment