Saturday, April 30, 2011

bermata tapi tak melihat, bertelinga tapi tak mendengar

ini ada artikel, lumayan untuk menggugah dan membuka mata hati kita, agar mata dan telinga bisa melihat dan mendengar.

Subhanallah, sungguh merupakan suatu karunia yang teramat besar apabila kita mendapat anugerah menjadi salah satu sosok hamba Allah yang terpilih sebagaimana yang Allah sebutkan dalam ayat di atas. Masalahnya adalah, untuk menjadi manusia yang senantiasa terbimbing dengan CAHAYA (Nur Ilahi) itu ternyata tidak mudah, yang jelas banyak liku-liku dan rintangannya. Para Nabi dan Rasul-pun dalam perjalanan hidupnya juga tidak lepas dari ujian dan cobaan sehingga sampai nyata (jelas) tentang bukti keimanannya di hadapan Rabb-Nya.

Bila kita amati betul, saat ini seakan-akan dunia telah terbungkus dengan berbagai kemewahan dan kegemerlapan yang sesaat sehingga wajah dunia justru tidak semakin terang dan ramah tetapi seakan-akan tertutup awan atau salju (gelap gulita) dan menyeramkan, sehingga yang ada bagaikan kembali ke zaman prasejarah. Kehidupan manusia tak ubahnya seperti kehidupan di hutan belantara, yang kuat menindas yang lemah, penguasa zalim kepada rakyatnya, hukum dan keadilan tidak ditegakkan, kemaksiatan dan kemunkaran terjadi hampir terjadi di semua tatanan kehidupan masyarakat, sikap dan perilaku masyarakat yang sudah kehilangan sopan santun, etika dan tata krama, dsb.

Bila planet bumi ini banyak dipenuhi oleh orang-orang yang mempunyai perilaku seperti di atas maka sudah dapat dipastikan keberkahan hidup akan jauh panggang dari api, dan kemaksiatan akan merajalela dimana-mana.

Bermata Tapi Tak Melihat, Bertelinga Tapi Tak Mendengar.

Sekarang ini banyak orang yang mempelajari al Qur’an, tetapi hanya sedikit yang mampu menjadikannya sebagai sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupannya. Fakta ini tentunya menggugah hati kita untuk bertanya, kenapa terjadi hal yang demikian. Rasanya tidaklah berlebihan kalau kita ambil kesimpulan bahwa salah satu sebab yang dominan mengapa orang itu tidakdapat memasukkan ayat-ayat al Qur’an ke dalam hati sanubarinya, karena ia hanya mampu memahai al Qur’an dengan otaknya, tetapi ia tidak mampu membuat al Qur’an menembus ke dalam jiwanya.

Marilah kita mencoba mencari tahu mengapa orang dapat memahami al Qur’an, tetapi tidak mampu membuat al Qur’an tu menembus masuk ke dalam hati sanubarinya.

Allah telah berfirman: “Sesunguhnya al Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus.” (QS al-Israa’ :17:9). “Kitab (al Qur’an) ini tidak ada kerauan adanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah :2 :2). “al Qur’an ini adalah pedoman bai manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.” (QS. Al-Jaatsiyah :45: 20). “Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepaa Allah, niscaya Dia akan memebrikan kepadamu ketajaman (cahaya) penglihatan.” (QS. Al-Anfal :8 : 29).

Dari ayat-ayat Allah di atas, jelas sekali dikatakan bahwa al Qur’an itu hanya bermanfaat bagi orang yang bertaqwa. Artinya, hanya orang yang bertaqwa sajalah yang dapat menjadikan al Qur’an itu sebagai pedoman hidup yang bermanfaat dalam mencapai kebahagiaan. Keadaan ini dapat diibaratkan dengan CAHAYA. Tentunya tidak ada yang dapat membantah bahwa CAHAYA itu sangat diperlulan oleh manusia betapapun kecil pancaran sinarnya. Tetapi tidak semua manusia dapat memanfaatkan CAHAYA bagi kehidupannya. Hanya orang yang melihat saja yang dapat memanfaatkan CAHAYA. Sedangkan bagi orang buta ia hanya tahu bahwa CAHAYA itu membuat sesuatu menjadi indah, tetapi ia sendiri tidak dapat memanfaatkan CAHAYA itu dalam kehidupannya.

Dengan demikian menjadi jelas bagi kita bila kita sering melanggar aturan-Nya (sebagai lawannya dari sikap bertaqwa) maka kita tidak akan mungkin dapat mengambil manfaat dari al Qur’an secara optimal; kita hanya dapat memahami al Qur’an tetapi tidak dapat menancapkannya dalam hati sanubari dan menjadikannya keyakinan yang haqqul yakin. Keadan ini ibarat kata pepatah “bermata tapi melihat, bertelinga tapi tak mendengar.” Inilah sebenarnya bahaya terbesar dari sikap yang melanggar aturan main-Nya!.

“Apa yang telah mereka kerjakan itu menjadi karat (kotoran) bagi hati mereka.” (QS. Al-Muthaffifiin : 83 : 14).

“Hati manusia pertama kalinya adaah seperti CERMIN, bersih dan cemerlang. Ketika ia berbuat dosa, satu bintik hitam muncul, dan semakin banyak ia berbuat dosa, semakin banyak bintik hitam, an tak ada sat pagi atau satu malam pun berlalu tanpa dosa terhadap Tuhan.” (al Hadits).

“Sesungguhna beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesunguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams :91 : 9-10)

Kita berlindung kepada Allah dari butanya mata hati dan tulinya telinga sehingga hidayah (Cahaya Iman) tidak masuk ke dalam relung hati, dan semoga kita juga tidak termasuk golongan hamba-hamba-Nya yang lalai, amin. (Ibn S/Red & Admin/15/01/10)

Monday, April 11, 2011

Musibah dan Ujian

Ternyata Musibah dan Ujian itu sesuatu yang berbeda, tadinya kita melihat hal ini sama saja, menurut pak Ustad Danu pengasuh acara Bengkel Hati di MNC TV. sewaktu Ceramah di Masjid Nurohman JasaRaharja Senin 11 April 2011.

Kalau Ujian itu adanya dari orang di sekitar kita, contoh jika seorang Suami Ujiannya adalah, Istrinya, istri cantik adalah Ujian, istrinya cerewet adalah Ujian.
Anaknya Pintar itu Ujian, Anaknya Nakal itu ujian, Orangtuanya, mertuannya, kakak, adiknya dan temannya, atasan itu semua adalah Ujian.

Kalau Musibah, itu yang menimpa dengan kita, Kita sakit itu musibah, yang menimpa di diri kita itu musibah.

keduannya kita harus sabar dan tabah menghadapinya.

Jika kita melaksanakan Al-quran Secara benar, sebetulnya segala penyakit yang ada pada diri kita adalah bersumber dari kita sendiri dan pengoatannya sudah ada di Al-Quran itu sendiri., namun kita tidak menyadarinya dan kita lebih cepat befikir penyembuhannya secara medis saja, jarang kita introspeksi diri bahwa sakit ini kenapa? dan mohon petunjuk dan ampunan dari Allah.

contoh kata pak Ustad, penyakit Katarak, itu karena jika kita di kasih "pandangan" sama orang kadang kita suka menutup diri dan tak mau dengering pandangan orang. coaba kalau introspeksi diri dan mulai bisa terbuka, ikhlaskan hati, ma'afkan orang-orang dsb dan ini sudah banyak orang yg mengalaminya dn sembuh!

sakit lainnya adalah, Glokoma, telinga berdengung, hidung mampet, kanker, dsb.

Saturday, April 09, 2011

Semua Penyakit itu Karena Fikiran.....

Apakah benar bahwa sumber semua penyakit itu berawal dari fikiran?

bebrapa informasi yg saya dapat dan saya baca menyebutkan demikian.

contoh Diabetes, adalah karena terjadi penyumbatan di pankreas, kenapa ini terjadi? katanya seh ini terjadi karena seringnya emosi atau marah-marah dan terus-menerus terjadi selama bertahun-tahun sehingga terjadi tekanan2 syarat sehinggan terjadi penyumbatan dst, kurang lebih demikian..lah...

Stroke yaitu bapaknya Stres.
Terjadi karena fikiran yg tak pernah beristirahat, fisiknya istiraht seperti tidur, santai-santai, tetapi fikirannya tak pernah istirahat, kok bisa. iya karena kekhawatiran, ketakutan, dll, fikirannya sudah mendahului kenyataan, takut inilah, takut itulah dsb aneh kan?

Insomnia, sulit tidur.
ini hampir sama, karena fisik ingin istirahat atau tidur tapi fikiran tetap aja digunakan dan tak bisa beristirahat.

Sakit Mag.
apakah mungkin kejadiannya seperti ini, karena pekerjaan yg nanggung, karena di kejar target, karena fikiran masih terus bekerja, sehingga lupa makan makan jadi telat maka kena sakit Mag kan.

apakah ada contoh lainnya?

Friday, April 08, 2011

Awas Kabel...!!

Awas Kabel Tegangan Tinggi...!!
Demikian peringatan di sebuah gardu PLN.

Anda pasti tahu apa itu kabel?, ya ada kabel listrik, kabel telpon, kabel fiber optic, kabel antena TV dan kabel-kabel lainnya.

Sadarkah kita bahwa yang di takuti dan menjasdi bahaya itu adalah "muatan" atau "setrum" dari kabel tersebut, kalau kabelnya saja tanpa "setrumny" maka kabel itu tidak akan ada pengaruh apa-apanya. ya masih seperti kabel biasa atau bahkan hanya berfungsi sebagai tali biasa saja.

Kabel listrik akan berfungsi sebagaimana mestinya jika sudah dialiri listrik atau ada setrumnya.
jadi yang membuat kabel itu ada maknanya adalah karena "isi" muatan di dalam kabel itu.

Sama halnya dengan kita manusia, jika manusia fisiknya saja dan tak ada "isi"nya maka akan terliat sama ya, begitu-begitu saja, tapi yg membedakan manusia itu ya karena isi di dirinya apa yg ada di dalam hati dan fikirannya dia, maka ketika "isi"nya di gunakan maka manusia tersebut berfungsi tidak biasa-biasa saja, karena dia sudah menggunakan "isi" dari dirinya dia, seperti kabel yg sudah ada muatan listrikya sehingga kabel itu menjadi lebih bermakna.

Maka untuk teman-teman yg tampak fisiknya kurang menurut ukuran normal, terlalu gemukah, terlalu kurus kah, terlalu hitam, muka standar, atau bahkan dibawah standar masih ada hal yang membuat berharga yaitu apa "isi" didalam fisik anda.

makanya "isi" terus diri atau raga kita dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat