Saturday, July 17, 2010

ARE YOU A LION OR GAZELLE ?

Every morning in Africa, a gazelle wakes up knowing it must run faster than the fastest lion or be killed
Every morning a lion awakens knowing it must outrun the slowest gazelle, or starve to death

It doesn't matter if you are a lion or gazelle, when the sun comes up, you'd better be running !

bahasa indoneisanya,
Setiap pagi di Afrika, rusa terbangun tahu harus lari lebih cepat daripada singa tercepat atau dibunuh
Setiap pagi seekor singa bangun tahu harus berlari lebih cepat dari rusa paling lambat, atau mati kelaparan

Tidak peduli apakah Anda singa atau rusa, ketika matahari terbit, Anda sebaiknya berlari!

Motivasi Tiada Henti

dikutip dari http://www.anthonydiomartin.com

Brian Tracy, seorang motivator terkemuka mengatakan, “Saya ditanya, mengapa orang perlu terus-menerus butuh dimotivasi? Menurut saya, sama seperti halnya makan, demikian pula kita memerlukannya setiap hari”. Memang, bicara soal motivasi, ada sebuah pertanyaan klise yang seringkali muncul. Pertanyaan ini sering saya terima, baik melalui email maupun dalam berbagai event seminar atau training. Bunyinya, “Bagaimana sih pak caranya supaya saya bisa termotivasi setiap hari dan motivasi itu bisa tahan lama?” Bisa jadi, ini pula yang menjadi pertanyaan Anda yang sedang membaca artikel ini. Yang jelas, banyak orang mengikuti berbagai seminar, training, dan talkshow dari mulai yang gratis hingga yang nilainya puluhan juta rupiah demi mendapatkan suntikan motivasi agar mereka bisa terus bersemangat menjalani kehidupan.

Sayangnya, motivasi yang diperoleh dari berbagai acara itu umumnya hanya bertahan dalam hitungan bulan atau minggu, atau bahkan ada beberapa diantaranya, dalam hitungan hari. Tentu saja mengikuti acara seminar dan berbagai training bukanlah hal yang buruk, justru malah sangat baik untuk pengembangan diri kita. Tetapi jika kita menggantungkan motivasi hidup kita dari hal-hal eksternal, maka mood dan perasaan kita akan dikendalikan oleh situasi dan orang lain. Justru sebenarnya kita membutuhkan motivasi yang munculnya dari dalam diri kita sendiri. Motivasi yang intrinsik ini, umumnya akan lebih tahan lama dan lebih kuat karena tidak dipengaruhi oleh kondisi di luar kita, melainkan muncul benar-benar dari dalam diri kita sendiri.

Pada kesempatan kali ini, ijinkanlah saya memberikan beberapa tips serta pemahaman sederhana untuk menuntun kita agar mampu membangkitkan motivasi intrinsik dari dalam diri kita yang bisa bersifat lebih tahan lama. Anda tentu masih ingat dengan artikel saya di awal tahun (mengenai Visi-Strategi-Aksi)? Dengan konsep yang sama saya akan menuntun Anda.

Milikilah visi. Motivasi sebenarnya berasal dari kata motif yang artinya adalah ‘alasan untuk bertindak’. Jika Anda ingin memiliki motivasi yang bertahan kuat, Anda harus memiliki alasan yang kuat pula. Itu sebabnya di awal tahun banyak orang menggembar-gemborkan pentingnya memiliki resolusi, goal setting, atau memperjelas visi. Karena tanpa tujuan kita akan kehilangan motivasi untuk melangkah. Semakin kuat dan emosional tujuan Anda, maka semakin kuat pula motivasi Anda membara dan bertahan.

Saya masih ingat ketika saya menulis buku pertama saya, Emotional Quality Management. Suatu ketika file naskah saya rusak dan semua hasil tulisan saya lenyap. Pada masa itu saya benar-benar ‘down’ dan kehilangan semangat. Namun, ketika saya mengingat visi saya untuk menginspirasi banyak orang melalui tulisan saya dan saya kembali membayangkan bagaimana perasaan saya ketika saya melihat buku saya berada di deretan rak toko buku, motivasi saya untuk menulis kembali muncul. Bahkan ketika saya membayangkan bagaimana jika seseorang berubah hidupnya menjadi lebih baik karena membaca buku saya, motivasi saya malah semakin membara jauh lebih kuat dari sebelumnya. Dan akhirnya sama mampu menyelesaikan buku saya dengan dorongan semangat yang menyala-nyala.

Jika Anda ingin memiliki motivasi yang bertahan lama, milikilah tujuan yang besar dan emosional. Jika Anda tidak punya tujuan, Anda akan mudah kelelahan. Ada sebuah percobaan yang membuktikan bahwa ketika kita berlari tanpa diberitahu dimana garis finishnya, kita akan lebih mudah lelah dan menyerah ketimbang jika kita berlari dengan diberitahukan dimana garis finishnya. Sekarang, cobalah evaluasi resolusi Anda untuk tahun ini. Sudahkah tujuan Anda tahun ini menjadi bahan bakar yang melimpah untuk memotivasi Anda bergerak? Apakah Anda sudah terlibat cukup emosional dengan visi Anda? Dapatkah Anda membayangkan visi Anda dan menjadikannya sebagai bagian hidup Anda sehari-hari? Sudahkah Anda setiap hari mengingatkan diri akan visi Anda?

Buatlah strategi. Motivasi itu bagaikan api, untuk membuatnya menyala, kita perlu memberinya bahan bakar terus-menerus. Salah satu bahan bakar itu adalah ketika kita membuat perencanaan. Ketika kita memikirkan apa tindakan-tindakan kita dan strategi kita, maka sebenarnya kita sedang membuat visi kita semakin menancap kuat. Bahkan, ketika kita memikirkan strategi, membuat perencanaan, dan mengevaluasinya terus-menerus, tanpa sadar kita akan sering memvisualisasikan visi kita dalam pikiran. Proses inilah yang membuat kita terus termotivasi.

Perencanaan strategi juga membuat perjalanan Anda semakin jelas. Ketika Anda bisa melihat jalur yang Anda lewati dengan jelas, Anda akan lebih termotivasi untuk segera melangkah. Bayangkan jika Anda sudah diberitahu tujuan akhir Anda, tetapi Anda tidak bisa melihat jalur di depan Anda dengan pasti, tentu lama-kelamaan Anda juga akan kehilangan motivasi untuk melangkah bukan? Visi adalah tujuan akhir dan garis finish kita, sedangkan strategi adalah menentukan jalan mana yang akan kita tempuh untuk menuju ke tujuan akhir. Strategi adalah menetapkan rute dan berbagai hal yang diperlukan untuk melewati rute tersebut. Sekarang, cobalah evaluasi diri Anda. Sudahkah Anda membuat strategi pencapaian visi Anda di tahun ini? Ataukah Anda hanya “mengalir” mengikuti keadaan? Sudahkah Anda memiliki deadline waktu? Dan apakah strategi Anda sudah menjadi bagian dari time management Anda?

Bertindaklah! Seberapa hebatnya visi Anda dan seberapa bagusnya perencanaan Anda, akan sia-sia jika Anda tidak bertindak. Tidak ada bahan bakar yang lebih hebat untuk melipatgandakan motivasi selain HASIL! Ketika kita melihat bahwa kita menghasilkan sesuatu, ketika kita melihat perkembangan kita, dan ketika kita melihat bahwa kita sudah berjalan maju, maka kita akan menjadi semakin termotivasi. Untuk memberikan hasil, tentu harus ada tindakan.

Saya teringat sebuah cerita rakyat dari negeri Cina yang mengisahkan mengenai seorang putri kerajaan yang sedang mencari pendamping hidupnya. Salah satu syarat yang diajukan adalah pria calon pendampingnya harus berani menyeberangi sebuah sungai dimana terdapat banyak sekali buaya-buaya yang tinggal di sungai itu. Tentu saja tidak ada seorangpun yang berani berenang menyeberangi sungai itu dan para pria hanya bisa berkerumun di tepi sungai menanti seorang pria pemberani untuk memulai lebih dulu. Tiba-tiba, ada seorang pria terjun dan berenang dengan berani menyeberangi sungai dan berhasil selamat tanpa mengalami apapun. Akhirnya pria itu dijadikan suami putri kerajaan.

Ketika semua orang bertanya mengapa ia begitu berani, pria itu menjawab, “Saat saya melihat sungai itu dari dekat, seseorang mendorong saya sampai saya tercebur! Karena sudah mencebur, saya pikir ya terlanjur basah sekalian diteruskan saja. Ketika saya mencapai tengah sungai sebenarnya saya sudah sangat ketakutan, tapi saya berpikir sudah sampai tengah sayang sekali kalau saya balik lagi, jadi saya lanjutkan saja.”

Nah, kisah ini memberikan kita inspirasi bahwa kadangkala yang kita butuhkan hanyalah tindakan. Ketika kita sudah melangkah, melihat perkembangan kita, dan melihat bahwa kita makin dekat dengan tujuan, pada saat itulah motivasi akan semakin menyala dengan sendirinya.

Selamat termotivasi! Salam antusias!

4 CARA MENGGAPAI MIMPI ALA ROMY RAFAEL

4 CARA MENGGAPAI MIMPI ALA ROMY RAFAEL:

· Beli buku Berpikir dan Berjiwa Besar karya David J Swartz. Pelajari terutama di Bab 12 mengenai impian.

· Jangan dengarkan orang yang mengatakan mimpi kita mustahil. Pilihlah cara yang tepat untuk menggapainya –sehingga impian itu menjadi masuk akal.

· Harus punya motivasi untuk belajar meningkatkan kemampuan diri secara terus-menerus.

· Punya Goal, persistence, dedication

4 Mentalitas Perubahan

dikutip dari http://www.anthonydiomartin.com


Salam Antusias Bp. Martin. Saat ini, saya menghadapi dilemam, Pak. Perusahaan tempat saya bekerja telah berubah! Dan perubahan tersebut sangat cepat terjadi. Semenjak direktur berubah, beberapa peraturan yang tadinya hanya sebagai ‘peringatan’, kini benar-benar di tegakkan. Sebenarnya dalam jangka panjang saya mengetahui manfaat dari perubahan yang dicanangkan oleh perusahaan saya ini. Tapi pak, masih ada hal yang mengganjal di hati saya mengenai perubahan ini. Karena saya pikir perubahan ini membuat saya dan kawan-kawan lain berlari terlalu kencang dan seakan-akan disuruh keluar paksa dari comfort zone. Nah bagi kami, perubahan ini bukanlah perkara mudah. Boleh Pak Martin sharingkan sedikit bagaimana cara saya, sebagai karyawan untuk bisa menerima perubahan ini. Terima kasih pak sebelumnya.

Randy, Depok

Jawab:

Bp. Randy, terima kasih atas atensi yang sudah Anda berikan pada tulisan-tulisan pengembangan diri yang dimuat di sini. Saat saya mendengar kisah Bapak, saya pun teringat dengan kisah seorang rekan trainer saya. Waktu masih jaya-jayanya, ia merupakan seorang ahli dalam menggunakan overhead projector (OHP). Ia bisa membuat plastik-plastik OHP tersebut berwarna-warni dan karena canggihnya ia pun dapat membuat gambar di OHP tersebut terkesan berjalan, saat ia melakukan presentasinya. Dan bila Ia sedang menerangkan suatu alur sebuah aktivitas produksi, maka panah-panah di dalam chart tersebut akan bergerak. Bila anda menjadi salah satu penontonnya, pasti anda akan terkagum-kagum dengan keahliannya, yang sangat kreatif dan artisitik ini.

Tapi bukan keahliannya yang ingin saya bicarakan. Jaman pun berganti dan mulailah komputer memasuki kota, perusahaan, bahkan di sekolah sudah menggunakan program komputer. Banyak orang mulai berlomba-lomba menguasai program-program di dalam komputer dan mulai memberdayakannya secara maksimal. Nah, teman saya ini, sama sekali tidak mau menyentuh komputer, dan terus ’sibuk’ mendesign materi-materinya dengan plastik OHP-nya.

Tahun berganti tahun, OHP pun sudah mulai jarang terlihat di perusahaan maupun di sekolah. Anda pasti bisa menebak bagaimana perasaan dari teman saya tadi. Ya! Betul sekali. Ia mulai merasa kecewa, dan menyesal. “Kenapa saya tidak dari dulu belajar komputer? Kalo tau begini tentu kesempatan mengajar akan terus terbuka”. Begitulah cerita teman saya yang tidak mau berubah dan sekarang ia mulai merasakan bagaimana tertinggalnya dirinya.

Dari kisah ini, dapatlah kita simpulkan bahwa memang benar perubahan menuntut “banyak” dari kita sebagai individu. Selain waktu untuk belajar menyamakan diri dengan kondisi yang ada, kadang materi juga perlu dikorbankan supaya kita bisa bertahan dalam perubahan itu. Nah, untuk kasus perubahan dalam perusahaan Bp. Randy tentunya sudah dipikirkan oleh pihak manajemen dengan begitu matang, sebagai strategi bisnis dalam menghadapi kompetisi dan pasar yang semakin keras.

Dalam situasi ekonomi yang semakin sulit di prediksi, banyak hal yang mulai disadari oleh perusahaan, bahwa bila mereka tidak ikut berubah maka merekalah yang akan terlindas oleh perubahan itu sendiri. Hal ini dapat berakibat perusahaan menjadi collapse. Bahkan dalam seminar saya, sering didengungkan bahwa perusahaan yang belajarlah yang mampu survive dalam ganasnya dunia bisnis.

Memang tidak mudah mengikuti perubahan perusahaan, apalagi bila dituntut untuk segera berubah dalam waktu yang relatif singkat. Banyak yang mesti dikorbankan, namun bukan berarti tidak bisa, PASTI bisa asalkan ada kemauan. Nah, untuk lebih detil membahas pertanyaan Anda, Bp. Randy saya menganjurkan karyawan sebaiknya mempunyai beberapa mentalitas yang perlu dipupuk agar tidak tertatih-tatih dalam menghadapi perubahan di perusahaannya:

Pertama adalah PERUBAHAN DIMULAI DENGAN PILIHAN. Jim Rohn seorang bussines philosopher terkemuka mengatakan bahwa perubahan dimulai dari diri sendiri, yaitu dari pilihan. Untuk mengawali perubahan adalah pilihan Anda! Apakah pilihan Anda itu? Menjadi diri Anda yang dahulu atau menjadi diri Anda yang baru? Semuanya bergantung dari pilihan Anda, dan Anda dapat melakukannya sekarang, besok, dua minggu lagi atau tahun depan. Semua ada di tangan Anda. Bp. Randy apakah Anda yakin untuk mau berubah sesuai dengan pergerakan perusahaan Anda? Semua pilihan Anda, berikut dengan konsekuensinya.

Kedua setelah Anda yakin MAU untuk berubah, budayakanlah “WALK THE TALK”. Disinilah integritas Anda diuji, apakah memang Anda betul-betul ‘commit’ mau berubah. Bila Anda mau berubah maka pastinya Anda akan melakukan hal yang berbeda dari sebelum Anda berubah. Bayangkan saja, Anda menginginkan jus apel tapi Anda belum merubah isi di dalam juicer Anda. Jadi, di dalamnya masih terisi dengan buah mangga. Apa jadinya? Tentunya tetap sesuai dengan isinya terdahulu yakni, jus mangga.

Ketiga, bangunkan ’sense of urgency’ Anda. Era yang sedang dihadapi sekarang bukan lagi era yang mementingkan skala besar, namun era yang mementingkan “kecepatan”. Timbulkan semangat seperti ini, dari Anda mulai bangun pagi, katakan bahwa Anda cepat dan akan lebih cepat dari biasanya. Dengan self talk tersebut, akan membantu menyadarkan semangat Anda untuk bergerak dengan cepat. Cepat disini bukan hanya cepat dalam bertindak, namun juga cepat dalam menangkap sinyal-sinyal perubahan, dan tentunya cepat dalam belajar dan beradaptasi dengan kondisi yang terus berubah.

Dan yang terakhir, adalah mentalitas terus mau belajar untuk maju. Maksudnya adalah ketika perubahan terjadi pastilah banyak hal yang perlu diperbaharui, salah satunya adalah pengetahuan Anda. Dengan memiliki sumber daya yang tepat dan orang-orang yang tepat untuk membantu, pastinya bimbingan, arahan dan dorongan dari sumber daya dan orang-orang tersebut akan memperluas kapasitas pengembangan diri Anda.

Setelah Bp. Randy mencoba memupuk empat mentalitas tadi, pastilah tantangan-tantangan dalan perubahan dapat dihadapi. Saya tidak mengatakan bahwa hal ini akan mudah, tapi pasti akan membuat diri Anda belajar dan semakin berkembang. Tanyalah orang sekitar Anda, sudah sampai mana perubahan yang terjadi. Dan teruslah berubah menuju yang lebih baik. Karena tantangan terbesar dari perubahan adalah self continous improvement. Jadilah manusia yang berbeda dari kemarin!